PARAFIN



P A R A F I N
Eka Wanora Afiza

Kucoba intip setiap arah api lilin
Terbawa hembusan lalu lalang angin
Terangkai indah dari kata
Hanya buih cahaya semata

Hanya terdiam
Angin selalu menginjak muka malam,
Dari lubang-lubang yang kelam
Wajah yang sangat belungu dari kejaran yang terhujam
Teriring mengalir lembut tetesan lilin yang terbakar suram

Malam yang kelam
Kuterdiam mendengar
Suara-suara nyaring dari luar,
Bising-bising anginpun mengobrak-abrik malam
Ku tatap lilin semakin lama semakin redup dan kuyup
Dan ternyata itulah gambaran dari hidup

Lilin yang mungil
Membawaku merasa hati yabg terpencil
Rasanya ingin kekal dan abadi
Namun tiadalah arti
'Kring-kring', suara jam berdering,
Di dinding,
Jarumnya tepat pada arah ia berdiri
Suasananya semakin sunyi dan sepi
Tiada lagi yang berbunyi


Lepak Timur, 26 Juni 2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

O P I N I | Learn, Try & Do

Awas, Indonesia di Bawah Bayang-bayang Resesi Ekonomi