Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2019

Taklukku Tidak Lagi Manja

Gambar
Taklukku Tidak Lagi Manja Eka Wanora Afiza Detik ini adalah tanda; jiwa serentak bergelora Tatapan jauh memberontak; pada penglihatan yang terletak Di pelubuk hati menjelma Terseret pada masa depan yang sudah tersedia Pada diri; Menulusuri jati diri-Yang sebenarnya akan tetap ada Kebencian, kegelapan bathin menerka; Menghambat diri mengkerahkan segala isi pikiran Dengan tentunya menjunjung martabat semangat Tindasan  semakin melemah; Tak mampu mengikat rasa kemalasan; Namun ketika perjuangan sudah mulai berkobar; maka jalanlah! Jangan pernah berhenti; Tetap pada satu tekad, rasa dan keinginan membara diri Detik ini adalah tanda; Kobarnya terus membentang usaha Terpeleset jauh dari zona nyaman yang pernah mengikat; pada jiwa Rongga dada mendebar Menusuk pikiran kemudian terpancar Ketitik wadah yang dimana-bernamakan masa; Bukan kekelaman namun masa depan Meninggalkan  tirah itu; tak lagi rasa malas mencekam-terbang terbawa debu Tak lagi berkelabu Dan b

Usang Menggebu Rindu

Gambar
Usang Menggebu Rindu Oleh: Eka Wanora Afiza Namanya gengsi; lidah meramu teramat semu Gelak tawa menyentuh putri malu; Ranahnya bukan disana Bukan lagi sesak; rona wajahnya memancarkan senyum Dari sudut lorong; tepat arahnya dibawah pohon rindang Gugur daun berserakan menari indah; tepat melumat lototan bola mata Di wajah secarik puisi merambat lahirkan rindu Getar getir dada menggelegar; obrak abrik menggepar Pada kedipannya yang manja; membuat ranah semakin terbawa suasana Di penghujung malam; Masih saja rasanya terhujam Rasa sesak dada; tak sampai katanya pada kata Kata itu adalah rindu--rinduku padamu Bukan lagi hal yang semu; akankah rasanya mau kepastian? Lihat saja akan kubuktikan! Rasanya batu tetaplah batu Air tetaplah air, jika keruh? Sesak menyimpan; asap biadap menerka rongga hati Basah pipi mengalir; karna rindu Betapa menghayat pedih Sudahlah; hentikan segala rintih Meski hawa malam gepar menari-nari Malam; meja mendekap dengan secangkir

Sudah Waktunya

Gambar
Sudah Waktunya Eka Wanora Afiza Raga terjungal lesu; atas perlakuan diri tak mampu mengabdi--Mengabdi pada bekal yang menyeret ke dasar tahta yang abadi Resah; gelisah Kata terlempar nyerah Digoreskan kata intropeksi--malah; Diri menganggap sudah; terjerat tetap oleh keterikatan gundah Dirasa diri; sudah sejati Padahal itu; sebatas ilusi Berlaga angkuh; Pura-pura tidak tahu--bahwa diri akan berakhir musnah Pada wadah raga terpisah Maut datang memberi kisah; Roh berlayang meninggalkan raga; anggap saja ini sudah waktunya Kembali kepada-Nya Yang terdahulu pernah berjanji; dan sekarang datang untuk kembali Wahai sang Ilahi Inilah diri; yang kadang diatas dunia fana--enggan mengingat-Mu dan kadang pula kumenangis bersimpuh di sejadah itu Ampunilah; 13 Agustus 2019