Taklukku Tidak Lagi Manja



Taklukku Tidak Lagi Manja

Eka Wanora Afiza

Detik ini adalah tanda; jiwa serentak bergelora
Tatapan jauh memberontak; pada penglihatan yang terletak
Di pelubuk hati menjelma
Terseret pada masa depan yang sudah tersedia

Pada diri;
Menulusuri jati diri-Yang sebenarnya akan tetap ada
Kebencian, kegelapan bathin menerka;
Menghambat diri mengkerahkan segala isi pikiran
Dengan tentunya menjunjung martabat semangat

Tindasan  semakin melemah;
Tak mampu mengikat rasa kemalasan;
Namun ketika perjuangan sudah mulai berkobar; maka jalanlah! Jangan pernah berhenti;
Tetap pada satu tekad, rasa dan keinginan membara diri

Detik ini adalah tanda;
Kobarnya terus membentang usaha
Terpeleset jauh dari zona nyaman yang pernah mengikat; pada jiwa

Rongga dada mendebar
Menusuk pikiran kemudian terpancar
Ketitik wadah yang dimana-bernamakan masa;
Bukan kekelaman namun masa depan

Meninggalkan  tirah itu; tak lagi rasa malas mencekam-terbang terbawa debu
Tak lagi berkelabu
Dan bahkan bukan lagi warnanya terlihat abu-abu

Menggugah tulang; terdengar pada rongga telinga
Terdengar halus kearah depan-yang kini dimaksud
Tumpah ruah segala tekad

Detik ini adalah tanda;
Bahwa ini adalah aku yang nyata
Membawa perubahan pada genggaman-tangan ini pun terkepal
Memperlihatkan segalanya; bahwa aku bisa
Menemukan jati diri; dan menerbangkan pada masa depan
Serta kujunjung cakrawala tepat pada arahnya;

Detik ini adalah tanda; mulailah membangun
Kembangkan cinta kasih dalam  pikiran; dalam  ucapan; dalam perbuatan;
Mengobarkan kemoralan bahkan kebijaksanaan
Maka terbentuklah jati yang menggepar kearah  masa;
Sudah jelas bernamakan masa depan

Mataram, 30 Agustus 2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

O P I N I | Learn, Try & Do

Awas, Indonesia di Bawah Bayang-bayang Resesi Ekonomi