Cerpen, Terlahir dalam Dekapan Jin







Terlahir dalam Dekapan Jin
Penulis: Eka Wanora Afiza




Di dalam keluarga tentunya tidak lengkap apabila tidak ada anak-anak ditengahmya, apalagi keinginan orangtua. Selain tujuannya ingin beribadah kepada Allah SWT, tentunya juga ingin mempunyai keturunan. Dari itu pasangan suami istri, sang suami bernama pak Anan dan istrinya bernama Bu Rita ini berusaha untuk memilikinya, dan Alhamdulillah istrinya mulai merasakan mual-mual, dan itu tandanya ia hamil. Namun siapa sangka amanah yang dititipkan dikeluarga tersebut malah justru hilang tak terduga. Ironisnya malah anaknya selalu diambil oleh sosok jin.
“Pak, aku kemarin mencoba memakai tespek dan hasilnya positif”, ujar istrinya dengan senyumnya.
“Yang bener mah? Alhamdulillah, akhirnya kita akan segera dikarunia seorang anak mah”, terimakasih ya Allah.. Mulai sekarang mama gaboleh terlalu capek ya, apa-apa yang mama butuhkan minta tolong saja sama bapak, ini demi sang buah hati hehe”, ucap sang suami.
“Iya pah, mama akan jaga diri kok”.

Selama ia hamil, ia selalu merasa aneh pada dirinya. Seakan ada saja yang memamntaui gerak geriknya, tapi ia sendiri tidak tahu siapa yang memantauinya itu. Kadangakala ia selalu bercerita ketika suaminya pulang bekerja.
  “Pak, ada yang aneh pak, kayaknya ada yang selalu ngikutin mama deh”, ujar istrinya dengan penuh kekhawatirannya.
“Aneh bagaimana mah?, aduhh mungkin itu perasaan mama aja kali, makanya mama gausah terlalu kecapean”.
“Bukan pak, emang beneran. Selalu ada yang aneh dipikiran mama selama hamil ini”.
“Tuh kan,, inget mah! Mama itu kan lagi hail, seharusnya mama gaboleh memikirkan hal yang aneh-aneh. Udah ya mah.. mama istirahat yah! Tenang, bapak akan selalu jagain mama kok disini”
“Iya pak, ujar istrinya dengan wajah kusam ketakutan.

Selang beberapa minggu, pagi sekali sang istri pergi menyiapkan sarapan seperti biasanya untuk suaminya. Walaupun ia lagi hamil besar, ia tetap saja melakukan aktivitasnya sebagai seorang istri. Namun hal aneh lagi terjadi di rumah itu, ia melihat bayangan aneh di depannya, seakan bayangan itu melambaikan tangan untuknya, dan sekejap bayangan itu hilang begitu saja.
Sang istri mulai ketakutan dan selalu mengingat-ingat bayangan tersebut. Tiba-tiba sang sumai datang menghampiri sebelum ia bersiap-siap untuk berangkat kerja.

“Loh mah, kenapa? Kok kelihatan ketakutan sekali? Ada apa mah?”, tanya sang suami dengan wajah khawatir.
“Ah ngga pak, mama tidak apa-apa kok hehe, bapak sarapan dulu gih”, jawab istrinya dengan wajah kepuraaanya. Ia mencoba menyembunyikan apa yang ia lihat sebelumnya.
Selesai sarapan suaminya pamit berangkat kerja.

“Mah, bapak berangkat kerja dulu yaa? Mama jaga diri baik-baik di rumah. Ingat pesan bapak. Mama gausah terlalu memikirkan hal yang aneh-aneh”, ujar sang suami dengan penuh tanda kasih sayang sambil mengecup kening istrinya.
“Iyaa pak. Bapak hati-hati dijalan yaa”.. kata istrinya.

Tepatnya jam 07:43 WITA, perutnya bu Rita mulai kesakitan. Rasanya ia akan melahirkan, suaminya pun menghampirinya.

“Duhh kok sakit yaa? Pak, bapaaak... perut ibu sakit pak”,ujar sang istri sambil menangis kesakitan.
“Iya mah, ayok ayokk bapak bawa ke Rumah Sakit”, kata pak Anan dengan rasa khawatirnya.

Sesampainya di rumah sakit. Bu Rita langsung dilarikan ke ruang persalinan, suaminya pun ikut mendampinginya. Setelah bu Rita ngeden tiba-tiba semua bidan yang ada di ruangan tersebut malah terkejut melihatnya, ternyata gaada bayi yang keluar dari rahim bu Rita. Yang ada cuman kosong, pak Anan pun ikut terkejut dengan memicingkan padangannya ke istrinya sendiri. Ia pun menangis, melihat kondisinya istrinya yang tiba-tiba pingsan pasca ngeden karna ia sudah sangat kelihatan lesu.

“Yoh buk, kok bayinya gaada? Ada apa ini?”, ujar pak Anan dengan  penuh khawatir dan penuh keterkejutan yang ia rasa.
“Kami mohon maaf pak, kami juga tidak tahu. Ini sebenarnya ada apa, kami juga baru pertama kali menemukan pasien dalam keadaan ingin melahirkan tetapi yang dilahirkan malah kosong. Sepercik darah pun juga tidak ada yang terlihat”, jawab bu bidan dengan banyak tanda tanya.
“Ya Allah, ada apa sebenarnya ini???! ucap pak Anan dengan penuh air matanya yang mengalir.

Tidak lama dari kejadian tersebut, istri pak Anan pun sadar dari pingsannya, ia pun menanyakan keadaan anak yang ia lahirkan. Namun pak Anan menjawabnya dengan banyak terbata-bata. Layaknya ia ingin sekali menyembunyikan kejadian tersebut dari istrinya. Tetapi ia berfikir bahwa ini tidak sepantasnya di rahasiakan kepada istrinya.

Dengan penuh rasa pusing dan kelelahan, bu Rita pun langsung menanyakan keberadaan anaknya. “Paak,, anak kita mana?”, tanyanya dengan penuh tanda tanya.
“(Mau jawab apa aku sekarang ya Allah ujarnya di dalam hati)”.
“Jawab pak jawaaaab!!”, katanya dengan lantangnya.
“Baik bu”, ujarnya sambil menghelai nafasnya dengan tenang. “Sebenarnya anak yang akan ibu lahirkan tidak ada, bisa dibilang kosong. Bahkan sepercik darah yang mengalirpun tidak ada sama sekali bu. Bapak juga bingung, sebenarnya apa yang terjadi”, ujarnya sambil menangis.
“Ya Allah... apa-apaan ini, kenapa anak yang ku lahirkan malah tidak ada? Apa salahku? Dan lalu apa yang ku kandung selama ini ya Allah”, ucapnya sambil menangis nggak ketulungan.

Beberapa minggu kemudian, bu Rita masih saja teringat akan kehilangan anaknya, ia masih tidak menyangka kejadian tersebut menimpa dirinya. Tangisnya semakin melarut, rasa sosok kehilangan semakin mencekam dirasanya. Selama ia mengandung ia juga mempersiapkan segala peralatan untuk anaknya ketika ia sudah lahir. Namun semua sia-sia menurutnya. Rasa rintihannya semakin melekat pada dirinya, karna masih tidak percaya dengan kejadian tersebut. Akan tetapi seiring berjalannya hari demi hari mereka berdua pun mengikhlaskan kejadian tersebut. Mereka yakin dibalik kejadian tersebut akan ada hikmahnya.
Delapan bulan sudah berlalu, bu Rita mulai mual-mual dan kemungkinan ia akan hamil untuk yang kedua kalinya. Mereka merasa sangat senang ia akan segera dikarunia seorang anak. Bu Rita tetap berhati-hati dalam menjaga dirinya, dari pikiran yang aneh, setres dan lainnya demi keselamatan sang buah hatinya.  Sang suami pun selalu mendampinginya. Awalaupun sering terhantui dengan rasa ketakutan artinya masih trauma dengan kejadian waktu itu kepada keluarganya, terlebih ia tetap fokus untuk agar kali ini anaknya dengan selamat dan sehat.
Selang beberapa bulan, perut Bu Rita mulai kelihatan membesar dan ia merasakan ada gerakan diperutnya, ia merasa sang buah hati mulai menendang-nendang perut ibunya. Bu Rita dan suaminya pun merasa sangat senang dengan pertumbuhan janinnya. Tidak ada hal aneh lagi terjadi di rumahnya, sang bayangan hitam yang dulu pernah muncul dan melambaikan tangan kepada bu Rita waktu itu sekarang tidak pernah menampakkan diri di rumahnya Bu Rita dan pak Anan. Bayangan hita tersebut tidak memperlihatkan diri bukan berarti ia berhenti memantau keadaan bu Rita yang tengah hamil kedua kalinya. Ia tetap mendatangi rumah Bu Rita, namun tidak dengan caranya  mengganggu seperti itu.
Berbulan sudah berlalu, tepat pada malam jam 22:21 Bu Rita sudah saatnya ia akan melahirkan. Pada saat itu seperti layaknya orang ingin melahirkan yang perutnya mulai kesakitan, sang suami pun dengan cepat menggendong istrinya ke mobilnya dan segera ia dibawa ke Rumah Sakit yang sama seperti kala dulu saat sang istri hamil pertama.
Sesampainya di Rumah Sakit, para bidan segera membawanya ke ruang persalinan. Tak lupa suaminya juga selalu menemani sang istri. Namun apa yang terjadi? Ternyata hal yang sama menimpanya. Para bidan sangat heran kenapa selalu seperti ini kejadiannya. Dengan penuh tanda tanya ia lontarkan. Sang suami mengamuk, ia kehilangan seorang bayi untuk yang kedua kalinya. Istrinyanya pun mulai setres ketika mendengar cerita itu lagi. Namun pihak Rumah Sakit mencoba menenangkan keduanya hinnga mereka tenang kembali.

Bu Rita memang tidak pernah sadar bahwa ketika ia mulai kesakitan karna ingin melahirkan bayinya. Ternyata sebelum ia ngeden, bayinya sudah diambil terlebih dahulu oleh sosok bayangan hitam yang selalu memantaunya keadaanya. Begitu juga dengan kejadian awal menimpanya. Sehingga pasangan suami istri ini merencanakan sesuatu.
Telah lama kemudian, dengan masih keadaan tidak percaya kejadian tersebut selalu menimpanya, keadaan bu Rita masih belum pulih dari rasa setresnya. Hingga sang suami membelikan obat penenang untuk istrinya. Dan pelan-pelan mereka mencoba mengikhlaskan kejadian yang kedua kali menimpanya. Tetapi kali ini mereka lebih berhati-hati dan mencoba cari tahu apa sebenarnya yang terjadi dengan keluarganya. Sehingga mereka selalu di hantui dengan kejadian itu itu lagi.
“Mah, kali ini bapak mulai penasaran dengan kejadian yang terjadi di keluarga kita”, ujar pak Anan dengan rasa ingin tahu.
“Mama juga pak, tapi....”, ucap bu Rita dengan muka ada yang mengganjal di ingatannya.
“Tapi apa mah?”, tanya pak Anan dengan lirih.
“Dulu, selama mama hamil pertama. Mama sering dihantui sama sosok bayangan hitam, tapi kan kata bapak. Mungkin itu halusinasi mama aja. Makanya mama tidak terlalu memikirkannya. Walaupun ia selalu muncul dihadapan mama dengan melambaikan tangannya dengan wajah yang menakutkan mengarah ke muka mama”, ucapnya dengan penuh keyakinan.
“Haaah??! Apa mungkin sosok itu yang mengambil bayi kita mah?” tanyanya.
“Tapi kan, kok bisa? Aduhh ga mungkin deh pak. Gini aja deh, kita tawakkal aja kepada Allah. Semoga kedepannya kita masih diberi karunia seorang anak ya paak..” senyumnya sambil yakin.
“Iya mah, kita yang sabar aja yah?” ujar sang suami sambil memluk dan mencium kening istrinya.

Walaupun dari kejadian tersebut. Pasangan suami istri ini tidak pernah putus asa untuk mempunyai seorang anak yang terlahir ditengah keluarganya. Karna keberadaan seorang anak ditengah keluarga lah yang mampu melengkapkannya. Dari itu mereka mesti bersungguh-sungguh untuk berusaha agar keinginannya tercapai.
Setahun berlalu, akhirnya yang mereka tunggu-tunggu sudah menyelimuti, bu Rita hamil lagi. Tak lupa mereka selalu berucap syukur berkali-kali. Pak Anan kali ini benar-benar menemani sang istri dengan kesungguahannya, demi sosok bayi yang akan terlahir itu. Ia selalu menemani kemanapun istrinya pergi. Karna ketakutan yang masih bersarang di dirinya, teruntuk untuk sang istri juga. Sosok hitam itu juga tidak mau kalah, ia tetap memantau setiap gerak gerik mereka dari kejauhan. Namun mereka tidak pernah sadar akan hal itu. Ketika mereka duduk santai di teras rumahnya.
“Paak. Besok kalo mama mau lahiran, mama minta bapak bawa mama ke Rumah Sakit yang lain yah pak, atau ke belian saja. Bagaimana?”, ungkapnya.
“Bagaimana baiknya mama sudah yaaa.. yang terpenting bayi yang ada didalam perut mama ini selamat dan sehat. Dan kejadian seperti dulu itu tidak menghampiri lagi”, ungkapnya dengan keyakinan.
“Semoga saja ya paak. Intinya kita harus tetap berhati-hati. Ehh pak, bayinya nendang-nendang. Artinya bayinya ada hehee.. mama seneng rasanya.”
“Hehe bayinya mulai nakal deh”, ungkapnya sambil memegang perut istrinya yang mulai membesar. “Semoga kamu baik-baik saja didalam ya naak.. bapak mengharapkan kehadiranmu di keluarga ini”, katanya lagi dengan tertatih-tatih.
“Bapak yang tenang aja yaa.. kita berdo’a saja yang terbaik untuk keluarga kita. Insya Allah, sang pemberi Amanah pasti akan melindungi kita”. Ucapnya sambil tersenyum.
“Aamiin maah”, jawabnya.

Karna hari sudah mulai petang, pasangan suami istri ini pun masuk ke rumahnya.

Malam sudah semakin larut, detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam, hari demi hari, bulan demi bulan kian berlalu. Perut bu Rita mulai kesakitan untuk yang ketiga kalinya. Tandanya ia akan melahirkan, sang suami mengingat pesan istrinya dengan membawanya ke Rumah Sakit yang lain atau Belian. Suam
inya pun langsung membawa istrinya ke kediaman Belian yang ia kenal sebelumnya. Sesampainya disana ia langsung dibawa ke ruangan tak lupa pula sang suami tetap menemani istrinya. Ketika ngeden, Belian tersebut merasakan sosok aneh yang menghampirinya. Namun ia juga melihat sedikit bayi yang akan keluar dari rahim bu Rita. Ketika sosok aneh tersebut mau mengambil bayi tersebut, Belian tersebut menahannya.
“Hehhh?!! Kau mau ngapain disini? Lepaskan!!!”, ujar Belian dengan marah sambil melindungi sekitar area rahim bu Rita.
“Ini anakku, jadi aku berhak atasnya. Aku akan mengambilnya untuk tinggal bersamaku!” ungkap sosok tersebut.
Suami bu Rita hanya menganga saja, entah apa yang dia pikirkan ketika melihat Belian tersebut berbicara dengan siapa? Penuh tanda tanya. Padahal ia tidak melihat apa-apa. Dan ketika itu Belian tersebut membacakan sesuatu agar makhluk itu hilang di tempat tersebut.
“Pergilah kamu pergi”!!! ujar Belian tersebut setelah membacakan sesuatu itu.
“Aaaaahhhhhhh, jangaan jangaann!!”, jawab sosok aneh tersebut dan setelah itu menghilang dan ia gagal mengambil bayi yang akan terlahir tersebut. Dan akhirnya bayi tersebut lahir dengan selamat dan sehat.
“Buk, ibu berbicara dengan siapa? Saya tidak melihat apa-apa buk?”, tanya pak Anan.
“Ada sosok aneh yang menghampiri kita saat bu Rita melahirkan, katanya ia akan mengambil bayi ini untuk tinggal bersamanya”.
“Berarti selama ini bener dugaan kita mah, ternyata yang selalu menghantui mama dan yang mengambil anak kita untuk kedua kalinya”, ujar pak Anan sambil melotot dan menganga.
“Ya Allah.. apa salah kita pak, sehingga ia mengambil anak kita pada saat mama mau melahirkan?, dan lahiran yang ketiga kalinya ini pun hampir juga sosok aneh datang untuk ingin mengambilnya lagi dari kita. Seakan dia tidak mau kita punya anak pak”, ucapnya dengan lirih sambil menangis tersendu-sendu.
“Sudah mah, nanti kita cari tahu. Yang terpenting anak kita sekarang ada disini, ia tak mengambilnya lagi”, ucap suaminya.
“Iya pak, Alhamdulillah kali ini anak kita ada disini”, jawab istrinya.

Tak lama kemudian pasca melahirkan, pasangan suai istri ini masih di tempat kediaman Belian tersebut, sosok aneh itu pun kembali tapi memantau dari jauh. Sehingga belian tersebut merasakan kedatangannya lagi, ia pun melihat dan mengejar tepat dibelakang rumahnya. Lalu sosok tersebut ditanyakan oleh belian.
“Ada apa kamu kembali?” Sepantasnya kamu hilang saja dari kehidupan mereka,  mereka juga pantas mendapatkan kebahagiaan karna hadirnya sosok anak yang ia inginkan”, ucap sang belian.
“Tak lain, jika perempuan tersebut tidak dapat ku miliki. Cukup anaknya ingin ku miliki dan membesarkannya”, ujarnya dengan lirih.
“Kamu dengan dia, berbeda alam. Jadi kamu tidak pantas bersanding dengannya. Ia bahkan sudah punya suami, akankah kamu akan terus mengangganggunya? Kamu seharusnya mikir, jika mereka ditakdirkan bersama, menyatu. Itu tandanya bagaimana pun kau melakukan sesuatu yang diluar dugaan. Mereka akan tetap kuat mempertahankannya. Walaupun kedua anaknya kamu ambil, ia mencoba tenang dan mengikhlaskan”.
“Heyy kamu jangan ikut campur!!” ujarnya dengan marah.
“Aku juga tidak berniat ikut campur, tapi kamu sendiri yang mengundangku. Seharusnya kamu pahami sendiri, kamu juga sudah lihat sendiri bagaimana bahagianya mereka ketika mereka sudah menggenggam erat, melihat langsung anak yang ia inginkan sudah dihadapannya”, Sambil melihat pasangan suai istri dan anaknya tersebut dari agak sedikit jauh”

Dari itu sosok aneh tersebut, mencoba memikirkan apa yang telah ia perbuat. Dan ia sadar bahwa yang dilakukannya adalah salah. Ingin mengembalikan anak yang selama ini ia emat dari rahim ibunya sendiri namun sudah tidak bisa. Karna anak tersebut sudah menjadi bagian dari bangsanya.

Terimakasih...
26 Juli 201

Komentar

Postingan populer dari blog ini

O P I N I | Learn, Try & Do

Awas, Indonesia di Bawah Bayang-bayang Resesi Ekonomi