Perihal Rasa
“Perihal Rasa”
Oleh: Eka Wanora Afiza
Waktu ku tidak banyak
Berbicara tentang hal yang menyebalkan ini
Rasa sesak menghampiri
Ku hindari, namun datang lagi
Dibalik awan nan indah yang berjalan
Menghiasi belantara langit yang biru
Kian ku semakin kagum akan keindahannya
Mata menyala dengan melebarnya
Gelisah nan gundah dengan kepergiannya
Cinta dalam diam memang ribet
Mau bertindak, jadi atas nama gengsi
Memberi kasih sayang, takut ditolak
Kepasrahan yang begitu lapang
Membendung muara bening dalam jelaga
Genggaman yang lepas
Kukira akan tergenggam kembali, namun hilang tak terbalas
Semampu menyimpan cinta yang ku jaga
Dari tiupan badai yang menerpa
Tulang belulangku mulai retak, sakit dirasa
Mengapit aliran darah dengan erat
Bintang hadir menemani rembulan
Cahaya menari mengiringi gemerlapnya malam
Yang diharap berada di genggaman
Bayangnnya hanya berwujud semu
Angin malam mengundang ku untuk merindu
Galau gulana terlampaui tanpa sadar untuk bahagia
Sudahlah hati,
Sosoknya tak akan pernah kembali lagi
Komentar
Posting Komentar